Pala adalah salah satu mata
pencaharian paling utama di Aceh Selatan. Namun sekarang Pala banyak yang mati.
Petani pala yang mayoritasnya adalah kaum lelaki kini sudah beralih profesi tidak
banyak lagi menanam pala, namun beralih menanam sawit, ada yang menjadi pelaut,
PNS dan bahkan menjadi penambang emas.
 |
Tanaman Pala |
Kematian
Pala diduga akibat serangan jamur akar putih dan hama penggerek batang. Burung
yang memakan serangga banyak diburu yang mengakibatkan hilangnya predator hama serangga di alam. Hal
ini juga dipicu oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk berkebun secara tumpang sari dan menggunakan pestisida secara berlebihan.
 |
Tanaman Pala Terserang Hama Penggerek Batang |
 |
Hifa Jamur pada tanaman pala yang sudah mati |
 |
Pala yang sudah mati |
Salah
satu penyebab banyaknya pohon pala yang mati adalah karena berkurangnya
populasi burung cempala kuneng (Trichyxos pyrropygus). Burung ini terancam punah, padahal burung ini lah pemangsa
bagi hama penggerek batang tersebut, sehingga pohon pala selamat dari serangan
hama. Langkanya cempala kuneng menyebabkan sudah tidak ada lagi yang memakan
hama-hama di pohon pala, sehingga mudah mati.
Burung
tersebut banyak diburu karena memiliki nilai komersial. Diburu dan dijual
dengan harga yang mahal. Hal ini merupakan salah satu penyebab populasi burung di Aceh Selatan berkurang. Jika
permasalahan ini terus dibiarkan maka burung-burung itu akan punah dan
berdampak negatif terhadap keberlangsungan rantai makanan di dalam ekosistem.
Kini
suara burung itu pun sudah sangat jarang terdengar. Para petani mulai resah
karena pala tak banyak lagi berbuah dan jaya seperti dulu lagi. Petani, masyarakat dan aktivis lingkungan sangat mengharapkan dengan segera pemerintah
membuat peraturan (Qanun) untuk melarang memburu burung di alam liar.
Be the first to reply!
Post a Comment